JAKARTA – Investasi pertahanan yang dilakukan Kementerian Pertahanan di bawah Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, diprediksi akan siap pakai dalam kurun waktu 3-5 tahun ke depan. Sejumlah investasi pertahanan ini tak terlepas untuk memberikan keuntungan bagi masyarakat Indonesia dan keutuhan NKRI, serta menjamin keberlangsungan pembangunan nasional.
Kepala Badan Sarana Pertahanan Kemhan Yusuf Jauhari, pada Rabu (29/3/2023), menjelaskan bahwa kegiatan kontrak pengadaan Alat Utama Sistem Persenjataan (Alutsista) di Kemhan RI, telah berjalan sesuai waktu yang ditentukan, baik dalam penandatanganan kontrak, proses produksi maupun penyerahan barang dengan perkembangan.
Untuk pengadaan Matra Darat, seluruh kontraknya sudah berproses dengan durasi waktu yang akan selesai sekitar 1-3 tahun ke depan. Sedangkan, untuk Matra Laut akan berproses dan diprediksi selesai sekitar 2-5 tahun ke depan, dan pengadaan Matra Udara seluruh kontraknya sudah berproses dan akan selesai dengan prediksi kurun waktu sekitar 2-4 tahun ke depan.
Sementara untuk pengadaan peningkatan fasilitas kesehatan TNI, seluruh kontraknya sudah berproses dengan durasi waktu sekitar 1 tahun akan selesai. Lebih lanjut Yusuf menyebut, beberapa daftar pengadaan alutsista yang dipesan merupakan kerja sama antara Kemhan RI dengan BUMN dan swasta. Berbagai alustsista yang diborong Kemhan dalam rangka memperkuat militer RI, diantaranya :
- Pengadaan Alat-alat Utama Matra Darat berupa ;
– Harwat/Overhaul/Upgrade Bell 412
– Rampur Badak Kanon 90mm
– Ran Komando Jabatan Gol V (maung)
– Rampur Anoa (basic)
– Kendaraan satuan operasional: SPM 150 cc, SPM listrik, Rantis 4×4 - Pengadaan Alat-alat Utama Matra Laut berupa ;
– Kapal Offshore Patrol Vessel
– Frigate
– Kapal (KCR) 60
– Refurbishment 41 KRI
– Submarine Rescue Vehicle system
– Kapal Full Combat Mission
– Pesud Fix Wing Angkut atau Cargo sedang. - Pengadaan Alat-alat Utama Matra Udara berupa ;
– Pesawat Rafale dan dukungannya
– Pesawat A-400M dan dukungannya
– Pesawat Angkut Berat (pesawat C-130J-30 Super Hercules)
– Modernisasi pesawat C-130H/HS
– (A) MRCA / Mirage 2000 (beserta dukungannya)
– Pesawat lift dan dukungannya - Pengadaan peningkatan fasilitas kesehatan TNI, meliputi fasilitas kesehatan TNI AD, TNI AL, dan TNI AU
Inilah salah satu Alutsista yang dibeli dan diborong Prabowo untuk memperkuat pertahanan militer Indonesia yakni ;
- C-130-J-30 Super Hercules A-1339
Indonesia baru memiliki pesawat Super Hercules yang dipesan dari Amerika Serikat. C-130-J-30 Super Hercules A-1339 merupakan pesawat yang mampu mengangkut 128 orang pasukan dan kargo seberat 19,9 ton. Pesawat Super Hercules juga memiliki kemampuan terbang hingga 11 jam di udara sehingga bisa menjangkau seluruh wilayah Indonesia.
Adapun pesawat angkut super canggih ini merupakan satu dari lima pesawat yang telah dipesan pemerintah. Empat pesawat lainnya akan diterima pada bulan Juni 2023, Juli 2023, Oktober 2023, dan Januari 2024. Dilansir dari situs Lockheed Martin, pesawat C-130-J-30 merupakan versi peregangan atau lebih luas dari C-130J, sebuah airlifter yang telah terbukti sangat andal dan terjangkau.
Pada versi C-130-J-30 memiliki perluasan sepanjang 4,5 meter atau 15 kaki pada bagian badan pesawat. Hal tersebut tentunya akan meningkatkan penggunaan ruang di kompartemen kargonya. Untuk kecepatannya, pesawat ini mampu melesat dengan kecepatan 410 mph/356 ktas atau 660 kilometer per jam (Mach 0,58) pada ketinggian 6.706 meter, dan dengan jarak tempuh sejauh 4.425 kilometer.
Pesawat Super Hercules ini mampu mengangkut beban hingga 19,9 ton. Dengan ruang pesawat yang bisa dipenuhi oleh 8 palet, atau 97 tandu, atau 24 bundel CDS, atau 128 pasukan tempur, atau 92 pasukan terjun payung, atau kombinasi dari semua ini hingga kapasitas kompartemen kargo atau berat maksimum yang diperbolehkan.
C-130-J-30 Super Hercules A-1339 mampu beroperasi dari jalur tanah yang kasar maupun di aspal perlintasan pesawat. Pesawat ini juga menjadi transportasi utama untuk mendistribusikan peralatan maupun pasukan ke wilayah terpencil.
- Kapal Perang Fregat kelas FREMM
Prabowo juga telah menyepakati pembelian kapal perang buatan Italia. Fincantieri mengonfirmasi telah menandatangani kontrak kerja sama dengan Kementerian Pertahanan untuk Fregat kelas FREMM.
Nantinya perusahaan kapal dari Italia ini akan menyediakan enam Fregat baru kelas FREMM dan dua Fregat bekas kelas Maestrale serta dukungan logistik yang dibutuhkan. FREMM adalah program bersama antara Prancis dan Italia. Fregat jenis ini memiliki panjang 140 meter dan lebar 20 meter dengan perpindahan 6.000t. Kapal tersebut dapat menampung 108 perwira dan awak.
Fregat Italia ini dipersenjatai dengan sistem rudal SAAM Aster 15 untuk kemampuan pertahanan udara dan juga rudal anti kapal skimming laut Teseo Mk2 (versi ekspor, Otomat Mk2). Keduanya dipasok oleh MBDA. Fregat juga dilengkapi senjata sistem anti kapal selam segala cuaca.
Teseo Mk2 menggunakan panduan inersia yang diperbarui dengan perintah dan memiliki jangkauan hingga 55 km. Dua sistem peluncuran vertikal DCNS Sylver A43 dipasang di setiap kapal. Fregat ini juga dilengkapi dengan sistem senjata anti-kapal selam segala cuaca Milas milik MBDA. Milas, turunan dari Otomat Mk2, membawa dan melepaskan torpedo ringan seperti MU-90 dekat dengan kapal selam musuh yang ditunjuk. Posisi kapal selam ditunjukkan oleh sonar kapal atau aset lain seperti helikopter ASW atau pesawat patroli maritim.