JAKARTA – Pembangunan mal atau pusat perbelanjaan sebagai penggerak sektor ritel di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, baru akan dibangun sambil menunggu populasi yang akan dipindahkan. Di sisi lain, hunian di IKN makin masif dilakukan, mulai dari hunian untuk pekerja konstruksi, rumah susun untuk Aparatur Sipil Negara (ASN) maupun rumah tapak untuk jabatan menteri. Dengan masifnya pembangunan area hunian, idealnya suatu kawasan memerlukan kehadiran ritel, sebagai pemasok kebutuhan individu yang ada di area tersebut. Lantas, kapan ruang ritel di IKN akan dibangun?
Menurut Director Strategic Consultancy Knight Frank Indonesia (KFI), Sindiani Adinata mengatakan, prospek ritel di IKN akan bergantung pada seberapa banyak populasi yang akan dipindahkan. Namun tentu saja fasilitas penunjang seperti ritel, akan sangat dibutuhkan sesedikit apapun populasinya. “Untuk seberapa jauh prospeknya tergantung dari berapa, artinya sustainability berapa populasi yang akan di pindahkan pada tahap-tahap berikutnya,” kata Sindiani, dikutip Selasa (14/3/2023).
Sebagaimana diketahui, pemerintah saat ini tengah merencanakan pemindahan 16.990 ASN ke IKN Nusantara pada 2024. Menurut Sindiani, pemindahan tahap pertama ini akan menjadi generator atau penggerak sektor ritel. Namun, Sindiani memprediksi ritel yang dimaksud, masih berupa ritel pendukung yang dapat memenuhi kebutuhan basis populasi yang ada. Artinya, pusat perbelanjaan atau mal-mal besar belum akan hadir mengingat jumlah penduduk yang masih terbatas.
Namun di sisi lain, tidak memungkiri jika saat ini investor mulai melirik sektor ritel di IKN. Apalagi dengan sejumlah insentif kemudahan berusaha melalui PP No. 12/2023. Hal ini terlihat dari banyaknya pengembang yang telah mengirimkan letter of intent (LOI). “Tapi, tentunya seberapa jauh LOI ini akan ditindaklanjuti, dengan actual investment commitment kelihatannya investor masih melihat nanti apa yang terjadi di hasil Pilpres [Pemilihan Presiden] 2024,” terangnya.
Lebih lanjut, dikatakan Sindiani, bahwa pada fase pertama pembanguann IKN, KFI melihat sektor residensial yang akan lebih berkembang pesat, untuk kemudian diisi dan memicu pengembangan ruang komersial untuk memenuhi kebutuhan individu. Berdasarkan catatan, Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) menyebut, pengunjung mal di Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) bisa mencapai 168 juta pengunjung dalam satu tahun, karena proyek IKN.
Ketua APPBI Kaltim Aries Adriyanto menyatakan, rata-rata ada 1 juta pengunjung setiap bulan. Adapun, jumlah anggota DPD APPBI Kaltim mencapai 14 mal, terdiri dari 8 mal di Kota Balikpapan dan 6 mal di Samarinda serta akan bertambah satu mal di Bontang pada 2023. Aries yang juga menjabat sebagai General Manager PT Pandega Citra pengelola Plaza Balikpapan, lebih lanjut mengatakan, Plaza Balikpapan merupakan salah satu mal yang ada di Kaltim, memiliki target pengunjung sebanyak 9,3 juta orang dalam setahun atau rata-rata 775.000 orang per bulan.
Sumber : Bisnis.com | Editor : TMC