JAKARTA – Dalam sejarah perjalanan proses pelaksanaan Pemilu di Indonesia, diakui memang masih ditemukan beberapa kekurangan, salah satunya rekapitulasi perhitungan hasil suara. Apalagi, masih banyak ditemukannya kelemahan sistem pengawalan hasil pemilu dan kecurangan-kecurangan yang ada. Selain itu, minimnya alat untuk mengukur, merekapitulasi secara cepat, tepat dan terstrukturisasi serta transparan.
Dilatari hal tersebut, maka Suara Semesta (Swasem) yang sudah resmi lahir dan berbadan hukum, memiliki semangat untuk membantu lahirnya Pemilu berkualitas. “Bertempat di Albarkat Fatmawati, kami meresmikan Seasem (Swara Semesta). Swasem menyoroti sistem Rekapitulasi dan Perhitungan untuk Pemilu, yang bisa menangani enam jenis Pemilu mulai dari Pilpres, Pilkada , Pileg dan DPD RI,” Kata Yudi Cahya Prawira Direktur Eksekutif Lembaga Swara Semesta, disampaikannya akhir pekan kemarin.
Ditambahkan Yudi, bertepatan dengan hari bersejarah Super Semar, Swasem resmi didirikan dan diperkenalkan ke publik, sekaligus mengajak seluruh pihak untuk sama-sama mengawal pemilu, agar berlangsung sukses demi kepentingan Bangsa dan Negara.
“Rekapitung (Rekapitulasi dan Hitung) bukan hanya sistem rekapitulasi dan hitung semata, namun dalam satu sistem terdapat 3 mesin, yakni mesin perhitungan dan rekapitulasi, mesin kedua adalah management data kecurangannya dan yang ketiga adalah management gugatan Pemilunya,” ungkap Yudi seraya menegaskan bahwa Rekapitung bisa menangani 3 hal besar yang dibutuhkan oleh setiap kandidat.
Hingga hari ini di Indonesia masih belum ada teknologi terbarukan yang serupa dengan Rekapitung, yang sudah memilki hak cipta dan hak paten. “Rekapitung hadir untuk memecahkan masalah tekis dalam perhitungan. Ada banyak kejadian kandidat yang sesungguhnya menang. Tapi kemudian data otentik yang dimiliki menjadi kalah dalam gugatan di pengadilan. Nah Rekapitung mengisi celah kekosongan itu,” pungkasnya.
Sumber : Republika.co.id | Editor : TMC