BALIKPAPAN – Gubernur Kalimantan Timur Isran Noor kembali menyuarakan urgensi perpindahan ibu kota negara (IKN) Nusantara ke Kaltim. Sebagaimana dikatakan Isran Noor saat menghadiri Konsolidasi Dukungan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) dalam percepatan pembangunan IKN dan Pengembangan Wilayah di Provinsi Kaltim, yang digelar di Hotel Gran Senyiur Balikpapan, Senin (10/4/2023) itu dihadiri sejumlah perusahaan nasional. “Di berbagai kesempatan dan forum, saya selalu menyampaikan tentang urgensi pemindahan IKN ke Kaltim dan apa yang melatarbelakanginya,” kata Isran Noor sebagimana dilansir dari laman adpimprov kaltim.
Isran lanjut mengatakan, sebenarnya dirinya tidak memiliki kewenangan di IKN, tapi Otorita IKN. Namun karena secara khusus, Presiden Joko Widodo memberi tugas untuk menjelaskan kepada masyarakat tentang IKN, mau tak mau harus ikut menyuarakan. “Pak Presiden bilang, Pak Isran tolong jelaskan ke masyarakat, sehingga masyarakat tahu seperti apa itu IKN,”ujar Gubernur Isran menirukan pernyataan presiden.
Dalam kaitan itulah, sambung Isran, ia kemudian ikut berbicara mengenai IKN di sejumlah perguruan tinggi di Indonesia. Antara lain di Universitas Gajah Mada di Yogyakarta, Universitas Padjajaran Bandung, Universitas Hasanuddin di Makasar, Universitas Indonesia, Universitas Gunadarma Jakarta dan beberapa universitas lain di Jakarta. “Saya sampaikan informasi pertimbangan negara dalam pemindahan IKN, bukan berdasar pertimbangan kelompok tertentu,”tegasnya.
Disampaikan Isran, IKN tidak hanya menjadi milik bangsa Indonesia, tetapi menjadi milik bangsa-bangsa di dunia, karena kepentingan IKN bukan hanya kepentingan Kaltim, tetapi merupakan kepentingan seluruh wilayah nusantara. “Penetapan IKN menjadi titik awal dimulainya peradaban baru yang besar bagi republik ini, karena keberadaanya berada di tengah wilayah Indonesia,” jelas Isran.
Bagi Kaltim, lanjut mantan Bupati Kutai Timur ini, pemindahan IKN ke Kaltim bisa dikatakan merugikan, karena Kaltim menyerahkan aset wilayahnya seluas 700 ribu hektare kepada negara. “Tapi saya katakan kepada seluruh rakyat Kaltim, inilah sumbangsih kita ke negara dan rakyat Kaltim mendukung,” tegasnya.
Gubernur lebih lanjut menguraikan dalam sejarahnya, Kaltim memiliki peranan besar bagi negara sejak Indonesia merdeka. Kaltim menjadi penghasil minyak terbesar yang menjadi modal pembangunan bangsa. Tidak itu saja, di saat industri perkayuan masih Berjaya di era tahun 1970-an, Kaltim menjadi penyumbang devisa negara melalui hasil hutan yang melimpah. “Tahun 1996 hingga sekarang, Kaltim juga menjadi penghasil batu bara terbesar dan terbaik di dunia, berkontribusi menyokong pertumbuhan ekonomi Indonesia,”imbuhnya seraya menegaskan bahwa kepatuhan, ketaatan dan kontribusi Kaltim pada negara Indonesia, menjadi salah satu pertimbangan, mengapa akhirnya presiden menentukan Kaltim sebagai lokasi IKN.
Editor :TMC