JAKARTA – Pakar hukum ketatanegaraan Refly Harun menyebutkan ada 4 kegalauan Presiden Joko Widodo (Jokowi), jika transisi kepemimpinan tidak sesuai harapan. Figur calon presiden (capres) yang tidak sejalan dengannya, hal itu dianggap mengkhawatirkan. “Jadi kalau ada perubahan kepempimpinan dengan drastis sekali, maka bisa jadi patah semua,” kata Refly dalam program Crosscheck Metrotvnews.com bertajuk ‘Di Balik Polemik Meteran Bom Bensin (Kenapa Presiden Sibuk Komentari Capres?’), digelar Minggu (18/6/2023).
- Kegalauan pertama, potensi pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM). Salah satu contohnya yaitu penembakan laskar FPI di kilometer 50 Tol Cikampek. “Kasus itu menurut saya belum selesai,” ucap Refly.
- Kegalauan kedua dugaan koprupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN). Kegalauan itu muncul karena banyak pihak yang mulai menyuarakan soal dugaan korupsi. “Terutama ketelibatan keluarga di dalam KKN, (oleh) Rizal Ramli, dan lain-lain,” ujar Refly.
Refly Harun. foto istimewa. - Kegalauan ketiga yaitu memastikan dinasti politik berkembang dengan baik. Jokowi disebut sudah menanam menantunya Bobby Nasution sebagai Wali Kota Medan dan putranya Gibran Rakabuming Raka sebagai Wali Kota Solo. “Sekarang Kaesang Pangarep pun juga akan ikut. Kita tahu bahwa kalau tidak ditopang dengan kekuasaan atau kekuasaan yang pro dengan dinasti Jokowi, akan susah,” ucap Refly.
- Terakhir, memastikan proyek-proyek yang ditangani saat ini berjalan mulus meski berganti presiden. Salah satunya, proyek pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.
“Entah dengan alasan apapun tetap dipegang dia, tetap dipegang oleh rezim ini sebagai contoh IKN , itu kan proyek Rp500 triliun, yang harus diselesaikan dan saya kira proyek dalam kutip, baik positif maupun negatif sudah dibagi-bagi juga,” kata Refly.
Sumber : medcom.id | Editor : TMC