JAKARTA – TNI AU mengingatkan adanya potensi ancaman militer ke Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, di Pulau Kalimantan. Menyikapi peringatan disampaikan pihak TNI AU, Gubernur Lemhanas RI Andi Widjajanto, menceritakan kilas balik sejarah, bahwa Balikpapan pernah diserang oleh tentara Jepang pada April 1942 silam.
“Saya mengingatkan sejarah saja 7 Desember 1941, Jepang menyerang Pearl Harbour. Setelah sukses menyerang Pearl Harbour, serangan terbesar Jepang kedua di bulan April 1942 adalah Balikpapan,” ujar Andi dalam acara Seminar Nasional Sekkau A-112, Rabu (2/11/2022).
Dikutip detikcom dari berbagai sumber, dulu, kota Balikpapan merupakan salah satu pusat penting dalam pengembangan ekonomi Hindia Belanda. Saat itu di sana, terdapat pabrik pengelolahan minyak mentah, pabrik minyak paraffin dan pelumas, pabrik perengkahan, pabrik asam sulfat, pabrik penyulingan minyak bumi, dan pabrik timah.
Hal terpenting lagi Balikpapan memiliki kilang minyak, dengan kompleks tangki minyak yang dapat menampung 8 kali lebih banyak minyak daripada di Tarakan. “(Jepang) Langsung bergerak ke bawah (Asia Tenggara) untuk menguasai sumber daya, terutama minyak dan bergerak ke Balikpapan,” imbuhnya.
Balikpapan sendiri, lanjut Andi, lokasinya dekat dengan wilayah yang kini akan menjadi ibu kota negara (IKN), yakni Kabupaten Penajam Paser Utara dan Kabupaten Kutai Kartanegara. “Penyerangan strategis berikutnya (setelah Pearl Harbour) adalah Balikpapan. Ya kira-kira yang diserang Jepang adalah IKN,” lanjutnya.
Sebelumnya, TNI AU mendeteksi adanya potensi ancaman udara di IKN Nusantara. TNI AU meminta alat utama sistem senjata (alutsista) ditambah di titik-titik tertentu di Kalimantan, mulai dari Putussibau, Singkawang, hingga Banjarmasin. “Adanya ancaman potensi keamanan wilayah udara di IKN nanti adalah pelanggaran wilayah udara oleh pesawat negara dan sipil asing,” ujar Pj Pabandya Bimpamad Paban II Sintel Mabes TNI AU Kapten Sus Stephanus Yusuf.
Lebih lanjut Yusuf menyebut, ancaman udara ini berpotensi terjadi karena IKN dekat dengan jalur Alur Laut Kepulauan Indonesia II (ALKI II). Menurut website politik.brin.go.id, jalur ALKI II merupakan jalur perdagangan dan pelayaran internasional yang memiliki nilai strategis.
Jalur ALKI II dinilai ekonomis dan aman untuk dilalui. Jalur ALKI II yakni melewati Selat Makassar-Selat Lombok membelah sisi Indonesia Bagian Barat dan Indonesia Bagian Timur. “Hal ini dimungkinkan terjadi, karena posisi letak IKN yang dekat dengan ALKI II,” kata Yusuf.
Sumber : Detikcom | Editor : TMC